MENGENAL ADAT PERNIKAHAN BATAK PART 1




Hai genggs..
Saya kembali menulis di blog ini lagi, dan kali ini saya akan membahas tentang adat pernikahan Batak. Sebagai orang yang lahir dari Ayah dan Ibu Asli dari Sumatra Utara, dengan latar belakang ini, bukan berarti saya paham 100% mengenai adat Batak, khususnya tentang adat Pernikahan orang Batak. Salah satu alasan kenapa saya tidak 100% tahu dan paham mungkin, karena saya sudah terlalu lama tinggal di Jakarta dan berbagai ritual yang panjang, menyebabkan kepusingan yang berkepanjangan. Hahaha. #LEBAY.

Pada suku Batak Toba, pernikahan adalah suatu peristiwa yang besar, mengundang hulahula, boru, dongan tubu serta dongan sahuta (teman sekampung) sebagai saksi pelaksanan adat yang berlaku. Dalam adat Batak Toba pernikahan harus diresmikan secara adat berdasarkan adat dalihan na tolu, yaitu Somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru. Pernikahan di masyarakat Batak Toba sangat kuat sehingga susah untuk bercerai karena dalam pernikahan tersebut banyak orang yang bertanggung jawab  dan terlibat di dalamnya.


Tata Cara Pernikahan Adat Batak Toba
1.        Mangaririt
Mangaririt adalah ajuk-mengajuk hati atau memilih gadis yang akan dijadikan menjadi calon istrinya sesuai dengan kriterianya sendiri dan kriteria keluarga. Acara mangaririt ini dilakukan kalau calon pengantin laki-lakinya adalah anak rantau yang tidak sempat mencari pasangan hidupnya sendiri, sehingga sewaktu laki-laki tersebut pulang kampung, maka orang tua dan keluarga lainya mencarai perempuan yang cocok denganya untuk dijadikan istri, tetapi perempuan yang dicarikan tersebut harus sesuai dengan kriteria silaki-laki dan kriteria keluarganya.

2.       Mangarisika
Mangarisika adalah perkenalan dimana pihak pria dan beberapa keluarga pihak pria yang diutus berkunjung secara tak resmi ke kediaman pihak wanita untuk penjanjakan. Jika pihak wanita termasuk keluarga terbuka untuk peminangan tersebut maka akan diberikan tanda holong (disebut juga tanda mata) berupa cincin emas, kain dan lainnya.

3.       Marhusip-husip
Dalam bahasa Indonesia berarti “berbisik” namun bukan berarti saling berbisik secara harfiah melainkan pembicaraan ini belum boleh diketahui umum. Dalam tahanapan ini, orangtua dan kerabat pihak pria akan bertamu ke pihak wanita dan orangtuanya serta kerabat. Namun, sekarang tahapan ini sudah tak lagi sekadar penjajakan melainkan bicara hal-hal pokok soal pernikahan – meski demikian pembicaraan bersifat belum resmi.

4.      Marhata sinamot
Sinamot merupakan “Tuhor ni boru” atau pihak pria “membeli” wanita yang akan menjadi istri dari orangtuanya. Dalam bahasa Indonesia, istilah “sinamot” sering disebut “mahar”. Di tahapan ini, pihak pria dan pihak wanita akan membicarakan sinamot namun didahului dengan makan bersama. Acara ini sendiri dilakukan di rumah wanita. Kemudian diadakan pula pemmbagian daging (Jambar Juhut) bagi kerabat yang terdiri dari kerabat dari marga ibu, kerabat dari marga ayah serta anggota marga menantu serta orang-orang tua atau pariban. Hal pokok yang dibicarakan, antara lain: Sinamot, ulos, Jambar Juhut, jumlah undangan serta tanggal dan lokasi pesta dan tata cara adat. Ditentukan pula kapan waktu untuk martumpol.

5.       Martumpol
Acara ini hampir mirip dengan bertunangan. Rangkaian acara di tahapan ini disaksikan juga oleh pejabat gereja bahwa sudah ada persetujuan pernikahan. Dilakukan 2 (dua) minggu sebelum rencana pernikahan. Kemudian, nantinya gereja akan ‘mengumumkan’ rencana pernikahan tersebut agar mengetahui tak ada gugatan.

6.      Martonggo Raja
Tahapan ini bersifat seremonial yakni kegiatan pra-pesta pernikahan yang ditujukan untuk persiapan acara pesta.

7.       Manjalo Pasu-pasu Parbagason
Disebut juga pemberkatan pernikahan yang dilakukan di gereja. Nah setelah acara gereja, kemudian akan dilakukan rangkaian pesta adat Batak!

8.      Pesta Unjuk
Tak hanya pemberkatan dari gereja, kedua mempelai harus memperoleh pemberkatan dari seluruh keluarga terutama orangtua. Disampaikan doa-doa sembari ditandakan dengan pemberian ulos. Kemudian ada pula pembagian jambar.
Jambar dibagikan ke pihak wanita adalah daging (jambar juhut) dan uang (tuhor ni boru), sementara pihak pria menerima ikan masa arsik (dengke) dan ulos. Setelah pesta unjuk selesai, pengantin wanita dibawa ke kediaman paranak. 


a)      Prosesi kedua pengantin berjalan ke pelaminan
Sesampainya pengantin dan keluarga di lokasi pesta adat, kedua pengantin serta keluarga besar memasuki gedung sampai duduk di pelaminan dengan diiringi Gondang atau musik Batak.
b)      Penyambutan Hula-hula
Hula-Hula ialah saudara laki-laki dari pihak Ibu. Proses ini merupakan bersalam-salaman dan berbaris sesuai urutan marga sambil menari tor-tor diiringi Gondang dengan tempo cepat.
c)      Pasahat Jambar
Pasahat Jambar sebuah ritual membagikan daging babi atau jambar juhut yang diberikan ke pihak Parboru (orangtua pengantin wanita). Sedangkan untuk Paranak (orangtua pengantin pria) akan dibagikan Jambar Dengke (ikan mas arsik) dan ulos. Semua Jambar dibagikan sesuai dengan peraturan adat.
d)      Makan Siang Bersama
Tiada acara pernikahan tanpa acara makan bersama. Selain itu, proses ulaon runjuk masih sangat panjang jadi dibutuhkan makanan agar badan tetap fit saat mejalani pesta, baik untuk pengantin, keluarga dan tamu. Uniknya, tatanan meja budaya Batak tidak seperti adat lainnya. Batak mengatur agar seluruh tamu dan pihak keluarga mendapatkan tempat duduk selama acara berlangsung. Bukan itu saja, tempat duduk untuk para keluarga pun harus duduk sesuai urutan, misal, tempat duduk untuk Paranak dan Parboru dipisah. Begitu juga dengan Hula-Hula.
e)      Marhata Sinamot
Ini merupakan prosesi dimana Paranak menyerahkan sinamot (mahar) ke pihak Parboru. Parhata (juru bicara) pihak Paranak akan menghitung terlebih dahulu sinamot tersebut begitu pun sebaliknya, Parhata pihak Parboru akan menghitung jumlah sinamot yang telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan. Setelah dihitung, sinamot tersebut diberikan ke Ibu Pengantin wanita dan diterima di alas ulos yang terbuka.
f)       Mangulosi
Acara paling penting di pesta ini adalah saat penyerahan ulos atau kain khas Batak. Orang Batak percaya bahwa ulos adalah saluran berkat. Bukan hanya pengantin saja yang diberikan ulos tapi juga kerabat lain dari pihak pengantin pria. Biasanya sambil mangulosi (pemberian ulos), mereka menari terlebih dahulu dan ditutup dengan mandokhata atau wejangan. Mangulosi inilah yang menyebabkan acara ulaon runjuk berlangsung cukup lama. Yang membuat menangis adalah saat dimana ketika orangtua pengantin wanita mangulosi pengantin sambil menyanyikan lagu Batak “Borhat Ma Da Inang” yang bermakna orangtua telah ikhlas memberangkatkan anaknya untuk “pergi” ke kehidupan baru bersama sang suami.
g)      Paulak Une
Proses ini juga merupakan proses yang memakan cukup banyak waktu. Ini merupakan ritual dimana pihak Paranak membawa juhut (daging babi) ke Parboru dan Parboru membawa dekke (ikan mas) dan tandok (biasanya berisi beras) ke pihak Paranak.
h)      Doa Penutup
Setelah semua runutan ulaon runjuk di gedung/hotel selesai, kedua pengantin dan keluarga besar berangkat ke rumah pihak Paranak atau pihak keluarga pengantin pria untuk melakukan proses Mangupa. Mangupa proses dimana kedua pengantin diberi nasihat dan doa agar pernikahannya kelak selalu diberkati Tuhan.


9.      Dialap jual / Ditaruhon jual
Tahapan ini dilakukan apabila acara pesta diselenggarakan di kediaman pihak wanita maka akan dilakukan acara membawa mempelai wanita ke kediaman pihak pria.

Namun, jika dilakukan di rumah mempelai pria, mempelai wanita diperbolehkan kembali ke kediaman orangtuanya yang kemudian diantarkan lagi oleh para namboru dari wanita ke tempat namborunya.

10.    Paulak Une
Tahapan tata cara pernikahan adat Batak Toba ini dilaksanakan seminggu sesudah pesta adat dimana mereka sudah sah menjadi suami-istri. Pihak pria harus berkunjung ke rumah mertua untuk berterima kasih atas acara pernikahan yang telah berlangsung. Selanjutnya, pasangan menikah melanjutkan hidup baru.

11.     Manjae
Ritual ini dilakukan setelah beberapa waktu pasangan telah menjalani rumah tangga (namun pria bukan anak bungsu). Pria tersebut akan “dipajae” atau dipisah rumah dan mata pencarian, umumnya anak bungsu akan mewarisi rumah milik orangtua.

12.    Maningkir tangga
Sesudah acara Manjae, orangtua dan keluarga pasangan menikah akan berkunjung ke rumah pasangan menikah dan makan bersama. Pada hakekatnya maningkir tangga ini dimaksudkan agar pihak perempuan secara langsung melihat dari keadaan putrinya dan suaminya karena bagaimanapun mereka telah terikat oleh hubungan kekeluargaan dan sekaligus memberi nasehat dan bimbingan kepada pengantin dalam membina rumah tangga.

Kesepakatan pada nilai-nilai sosial merupakan dasar yang penting bagi banyak kelompok, terutama dalam perkawinan. Tiap-tiap pasangan perkawinan mempunyai nilai-nilai budaya sendiri, hal-hal yang dianggap penting oleh masing-masing pihak. Jarang sekali hal ini disepakati secara lengkap. Setiap pasangan dapat berbeda keinginannya dalam menentukan hal-hal seperti pengaturan keuangan, rekreasi, agama, memperlihatkan kasih sayang, hubungan-hubungan dengan menantu mereka, dan tata cara.

Nilai-niali sosial meliputi berbagai pola-pola tingkah laku yang luas. Suatu nilai yang penting adalah perkawinan itu sendiri. Pada dasarnya, sikap terhadap perkawinan, seperti suatu nilai sering merupakan faktor penentu dalam keberhasilan perkawinan. Bagi kebanyakan orang, perkawinan adalah nilai tunggal mereka paling penting, dan mereka akan berbuat segalanya yang dapat mereka lakukan untuk menyesuaikan secara memuaskan.

Demikian beberapa urutan tata acara pernikahan adat Batak Toba. Cukup panjang, bukan? Meski memang dalam tahun-tahun terakhir ini ada beberapa urutan yang dilewatkan. Namun, tetap ada pula yang menggabungkan tahapan tersebut dalam satu waktu.
Ada yang menarik dari pernikahan adat Batak yakni acara tak lepas dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, khususnya keluarga besar dari masing-masing pihak. Oleh karena itu, dalam pernikahan adat Batak tak hanya lagi dikenal penyatuan antara dua keluarga melainkan juga dua lingkup masyarakat. Ini karena dalam rangkaian acara tersebut tak bisa dilepaskan dari peran masyarakat agar pesta berlangsung sukses.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Media Development Program V PT. Net Mediatama Televisi (MDP V NET TV )

PENGALAMAN IKUT SELEKSI BINTANG DELAPAN GROUP

PENGALAMAN IKUT SELEKSI PERURI DIGITAL SECURITY